Dari pada blog ini kosong...




Dari pada blog ini kosong...

Aye mau nulis catatan cinta aye, tapi sedikit saja yaa

Malaikat Cintaku...
Dimanakah Engkau Berada...
Jika Aku Bertemu denganmu Kelak. Akan Ku Panah Hatimu...
hahahaha




Terkadang Hati aye ini Selalu bertanya-tanya..
Siapa kah Jodoh aye cantik/ tidak?
Dya wanita Muslimah/ Tidak?
Jwabannya "Tidak"

Aye tak inginkan wanita cantik & Muslimah.
tapi aye Inginkan wanita yang bisa menjadi makmuman aye kelak..Aamiin
Itu saja kok, kan simple...akakakak :D

tapi semua keinginan aye itu cuma butuh DUIT SEJUTA ( Gampang kan )
(Doa Usaha Ikhtiar, Tawakal + Setia, Jujur & Taat kepada Allah S.W.T )
Insya Allah

Jika ada yang sudah menggapainya( DUIT SEJUTA )..

Maka ini lah doanya ( Doa Asal bunyi ) aja nii sobat,
Maaf yaa jika tak berkenan di Hati sobat

Yaa Allah panjangkan lah tanganku ( Bukan Pencuri) ini...
agar aku bisa menggapai sodara/i muslim/muslimahku dimana saja ...
Yang mengalami kesulitan, Kelaparan, dan sebagainya yang tertitmpa musibah...
Agar aye bisa menolong mereka, Aamiin...

Inilah ceritaku , Apa ceritamu???

Salam Cinta Penuh Damai
Salam Persahabatan

Mereka & Kita



★ Jika mereka sibuk mencari KECINTAAN . .
Biarlah kita sibuk mencari KEIMANAN . .


★ Jika mereka sibuk mencari PASANGAN . .
Biarlah kita sibuk mencari KEREDHAAN . .

★ Jika mereka menangis kerana kecewa BERCINTA . .
Biar kita mengangis kerana mengingati dosa-dosa . .

★ Jika mereka lebih cinta akan manusia . .
Biar kita lebih cinta akan TUHAN . .

✿ Wajahmu dengan linangan air mata keinsafan ✿

✿ Lidahmu basah dengan Dzikir kepada Penciptamu ✿

✿ Hatimu takut dan gementar kepada kehebatan Rabbimu ✿

✿ Dosa-dosa silam disulami dengan taubat kepada Dzat yang Memilikimu ✿

semoga kita bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian.

Dan bilamana ada kata maupun penulisan yang salah mohon di benarkan

mohon maaf atas Salah dan Hilaf andai ada kata yang kurang berkenan

saya Hanya Insaniah fakir Hamba Allah yang tiada daya dan Upaya

*♥*•*´¨`*•.*♥*.•*´¨`*•.
♥♥~*♥**♥*~♥♥ .•*´¨`*•.*♥*.•*
´¨`*•*♥*
(¯`v´¯) ♥♥♥•♥•♥
`·.¸.·´ ♥♥.........¸.·´
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫
Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir
semoga bermanfa'at..Insya Allah
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫

(¯`v´¯) ♥♥♥•♥•♥
`·.¸.·´ ♥♥.........¸.·´... ¸.·´¨) ¸.·*¨)♥
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥::♥::♥
hamba
♥::♥::♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫
(¯`v´¯).♥ Aamiin ya Robbal 'alamiin
♥.(¯`v´¯)
`·.¸.·`(´'`v´'`) ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥(´'`v
´'`)`·.¸.·`
..♥♥..♥`•.¸.•´.(¯`v´¯)(¯`v´¯).`•.¸.•
´♥..♥♥..
♥•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♥♥♥♥•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♥
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥.

Prinsip ABC
A mbil yang baik
B uang yang buruk
C iptakan yang baru

ღღ ANA UHIBUKKA LADZI AHBABTANI LAHUUღღ
(¯`v´¯)♥SALAM SANTUN UKHUWAH♥.(¯`v´¯)
`·.¸.·`(´'`v´'`) ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥(´'`v
´'`)`·.¸.·`
Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫
Salam Cinta karena-NYA & Ukhuwah Fillah
(¯`v´¯) ♥♥♥•♥•♥
`·.¸.·´ ♥♥.........¸.·´... ¸.·´¨) ¸.·*¨)♥
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫
✿(\ /)
✿(•.•)
•c(")(")

Sahabatku



Mencari kebahagiaan adalah layaknya menangkap kupu-kupu.
Sulit, bagi mereka yang terlalu bernafsu,
namun mudah, bagi mereka yang tahu apa yang mereka cari.
Kita mungkin dapat mencarinya dengan menerjang sana-sini,
menabrak sana-sini, atau menerobos sana-sini untuk mendapatkannya.

Kita dapat saja mengejarnya dengan berlari kencang, ke seluruh penjuru arah.

Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu, seperti
menangkap buruan yang dapat kita santap setelah mendapatkannya.

Namun kita belajar. Kita belajar bahwa kebahagiaan tak bisa di dapat dengan cara-
cara seperti itu.Kita belajar bahwa bahagia bukanlah sesuatu yang dapat di genggam
atau benda yang dapat disimpan.

Bahagia
adalah udara, dan kebahagiaan adalah aroma dari udara itu.
Kita belajar bahwa bahagia itu memang ada dalam hati.
Semakin kita mengejarnya, semakin pula kebahagiaan itu akan pergi dari kita.
Semakin kita berusaha meraihnya, semakin pula kebahagiaan itu akan menjauh.

Sahabatku, Cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu.
Biarkanlah rasa itu menetap, dan abadi dalam hati kita.
Temukanlah kebahagiaan itu dalam setiap langkah yang kita lakukan.

Dalam bekerja, dalam belajar, dalam menjalani hidup kita.
Dalam sedih, dalam gembira, dalam sunyi dan dalam riuh.

Temukanlah bahagia itu, dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusan hati kita.
Saya percaya, bahagia itu ada dimana-mana. Rasa itu ada di sekitar kita.
Bahkan mungkin,bahagia itu "hinggap" di hati kita,
namun kita tak pernah memperdulikannya.

Mungkin juga, bahagia itu berterbangan di sekeliling kita,
namun kita terlalu acuh untuk menikmatinya.

Di atas Kertas



Ade, bocah laki-laki yang masih duduk di kelas tiga SD, pulang sekolah dengan wajah ceria. Ia ingin segera sampai di rumah dan menunjukan nilai ulangannya kepada sang Bunda.

“ Bunda…Bunda! Lihat, Ade dapat nilai sepuluh!” teriak sang bocah di depan pintu.

Mendengar teriakan Ade, Bunda yang sedang memasak di dapur segera keluar dan mendapati sang anak sedang melepas tali sepatunya.

“ Ade dapat nilai sepuluh? Alhamdulillah, pinter sekali anak Bunda !” puji Bunda tak kalah gembira. “ Pelajaran apa, coba Bunda lihat!”

“ Budi pekerti, Bunda. Nih! “ Ade menyodorkan selembar kertas ulangan. Ada nilai sepuluh tertera di sana.

“ Mm… anak Bunda memang pinter! “ Bunda memuji sekali lagi. “ Hari ini Bunda bikin masakan kesukaan Ade. Bunda terusin dulu masaknya ya, sebentar lagi selesai. Sekarang Ade taruh sepatunya di rak, terus ganti baju. Nanti kalau sudah matang, kita makan bersama !”

“ Gak mau ah! Bunda saja yang rapihin sepatunya, Ade mau jajan dulu!”

Bunda tak sempat membujuk, karena sang bocah sudah lebih dulu kabur ke warung. Dengan sabar Bunda merapihkan sepatu dan tas sekolah yang ditinggal begitu saja di depan pintu.

Lima menit kemudian.

“ Bunda, sudah selesai belum masaknya? Ade lapar nih!”

“ Sebentar lagi sayang. Kebetulan Bunda kehabisan garam, tolong belikan garam di warung ya sayang! “

“ Bunda gimana sih, Ade sudah lapar nih! Masaknya lama banget! “ rajuk sang bocah.

“ Sebentar lagi selesai kok sayang. Sekarang tolong Bunda belikan garam dulu ya?”

“ Ngga’ mau, ah! Bunda beli saja sendiri. Ade mau nonton tivi!”

“ Ade… Bunda minta tolong, sebentar saja. Kalau Bunda tinggal, takut nanti masakannya gosong “

“Ngga’ mau ya ngga’ mau! Bunda nda denger ya?!”

***

Apa pendapat anda setelah membaca penggalan cerita di atas? Ironis sekali! Di atas kertas sang bocah bisa menunjukan prestasinya dengan mendapatkan nilai sepuluh untuk pelajaran budi pekerti, tapi kenyataan di lapangan justru sebaliknya. Ia bukan saja tidak hormat kepada orang tua, tapi juga tidak mau membantu bahkan membantah dengan suara keras, meski berkali-kali sang Bunda sudah meminta tolong padanya.

Cerdas di atas kertas, tapi culas di atas pentas. Hal ini pula yang terlihat pada beberapa pemimpin negeri ini. Berderet title tersemat di depan dan di belakang nama mereka, namun berderet pula kasus yang melibatkan namanya. Satu per satu, nama mereka muncul dalam berita. Bukan karena prestasi setelah terpilih menjadi wakil rakyat, tapi justru sebaliknya. Menjadi wakil rakyat hanyalah kedok untuk memuluskan aksinya, penjahat berlabel pejabat. Berbagai tindak kejahatan dan tingkah laku buruk bukan lagi berita baru, dan pelakunya adalah mereka yang notabene orang-orang berprestasi cemerlang di bidang pendidikan.

Begitupun dengan orang-orang yang terlibat langsung dengan dunia pendidikan, ternyata budi pekerti yang diajarkan belum betul-betul mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Belum lama kita dicengangkan dengan berita tentang contek masal yang konon dilakukan oleh para siswa sekolah dasar atas perintah – setidaknya diketahui - guru yang sedang mengawasi pelaksanan ujian.

Ini sungguh mengejutkan, memalukan sekaligus memilukan. Sang murid yang melaporkan kejadian ini bersikeras bahwa apa yang ia ceritakan adalah benar, sedang sang guru - tentu saja - sebaliknya. Pihak sekolah membantah telah terjadi contek masal dalam ujian. Tak mungkin mereka membiarkan ini terjadi, apalagi sampai menyuruh anak didiknya memberikan contekan kepada teman-temannya. Entahlah, siapa yang benar dalam hal ini. Tapi ketika dua pihak memberikan keterangan yang bertolak belakang terhadap satu permasalahan, sudah bisa dipastikan bahwa salah satu dari mereka berdusta. Ini bukti nyata bahwa kejujuran, keluhuran budi pekerti sudah tidak lebih dari sekedar mata pelajaran, yang diterapkan atau tidak dalam kehidupan sehari-hari, sudah kurang mendapat perhatian lagi.

Kisah tentang Ade yang semaunya sendiri, tidak menghormati dan tidak mau menolong orang lain bahkan berani membantah orang tua –mungkin juga kepada gurunya – adalah bukti nyata, bahwa moral bangsa ini perlu segera dibenahi. Barangkali apa yang dilakukan oleh Ade karena sedikit banyak dipengaruhi oleh usianya yang masih belia. Dengan didikan orang tua di rumah, juga guru di sekolah, maka perilaku seperti Ade ini masih bisa diluruskan. Tapi bagaimana ketika mereka – para pemimpin – yang semestinya memberikan contoh dan tauladan justru menjadi ancaman, musuh yang tega melakukan berbagai kejahatan dengan memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya.

Jangan ditanya soal pendidikan. Mereka adalah orang-orang terdidik, lulusan sekolah terbaik bahkan ada yang mendapatkan title dari sekolah di luar negeri. Jangan sangka mereka bukan orang-orang terpelajar, gelar mereka berjejer di depan dan di belakang nama mereka. Tapi apa yang bisa dibanggakan setelah menduduki kursi, yang ternyata ada yang mendapatkannya dengan menghalalkan segala cara. Apakah korupsi, berjudi, berzina, memakai dan mengedarkan narkoba pantas dijadikan kebanggaan? Sungguh memalukan dan sekaligus memilukan. Prestasi mereka ternyata hanya di atas kertas, tapi di lapangan nilai mereka nol besar, bahkan minus.

‘Jika saja’ yang diberitakan itu benar, pihak sekolah - dalam hal ini para guru - yang seharusnya mendidik dan mencontohkan kejujuran, keluhuran budi pekerti terhadap anak didiknya, justru membiarkan kecurangan terjadi di depan mata. Mereka tentu tidak lupa bahwa ada satu mata pelajaran bernama budi pekerti yang mereka berikan, tapi mereka terlupa bahwa semestinya merekalah orang pertama yang mempraktekkan, mencontohkan kepada anak-anak didiknya. Sejauh ini pihak sekolah memang masih membantah laporan salah satu muridnya, tapi rasanya sang murid tak cukup berani untuk membuat cerita dusta, apalagi menyangkut pihak-pihak yang kehormatannya harus ia junjung tinggi.

Di negeri ini kejujuran seakan menjadi sesuatu yang mahal, yang karena mahalnya maka tidak semua orang memilikinya. Juga keluhuran budi pekerti menjadi sesuatu yang kuno, yang karena saking kunonya maka banyak orang yang merasa tak perlu lagi memakainya.

STOP! Hentikan anggapan bahwa kejujuran adalah barang mahal, sehingga hanya orang-orang tertentu yang bisa memilikinya. Jangan pernah beranggapan bahwa budi pekerti sudah kuno, tidak relevan lagi dengan kehidupan modern. Jangan biarkan keluhuran budi pekerti hanya sebatas dipelajari tapi tak tak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

STOP! Jangan buang tenaga dengan saling menuding siapa yang paling bertanggung jawab terhadap merosotnya nilai-nilai budi pekerti di masyarakat. Setiap kita, apapun posisinya dan profesinya mempunyai kewajiban yang sama untuk menjaga dan menjalankan luhurnya budi pekerti dalam setiap sendi kehidupan. Sebagai orang tua, kita bertanggungjawab terhadap pendidikan anak-anak di rumah, karena bagian para guru adalah ketika mereka masih ada di lingkungn sekolah. Jangan buang waktu percuma, menunggu orang lain tanpa kita sendiri melakukan perbaikan.

Mari kita benahi dari diri kita, keluarga kita, lingkungan sekitar dan dari sekarang. Ketika generasi penerus sudah kita bekali dan kita biasakan untuk mempraktekan nilai luhur budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari, mudah-mudahan kelak mereka akan menjadi para pemimpin yang bukan saja berprestasi di atas kertas tapi juga berprestasi di atas pentas kehidupan. Dan jangka panjangnya, bukan saja sukses di dunia tapi juga selamat di akhirat. Amin.

catatan: Ade bukanlah nama sebenarnya.

❤~Etika Dakwah Dunia Maya: Etika Debat dan Diskusi~❤


Dakwah adalah suatu kewajiban yang telah Allah pesankan pada seluruh manusia. Tidak terbagi apakah dia laki-laki ataupun perempuan. Dakwah juga tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Dakwah juga tidak dibatasi oleh wasilah yang digunakan untuk menyampaikan seruan Allah. Dakwah adalah kewajiban mulia yang dijalankan oleh para Nabi dan Rasul, lalu dilanjutkan oleh para pewarisnya dari kalangan para ulama dan kaum muslim semuanya.


Dakwah pasti melibatkan wasilah (cara). Fakta masa sekarang menunjukkan, dakwah tidak hanya terjadi lewat wasilahkonvensional dan tradisional saja, melainkan sudah ramai terjadi dalam wasilah yang lebih kontemporer dan modern seperti lewat audio-video dan yang paling ramai adalah internet dan turunannya seperti forum mailing list, forum diskusi, forum jejaring sosial, messenger, chatting, blog dan website dan cara-cara yang lainnya.


Sayangnya, banyak diantara wasilah-wasilah dakwah dan niat-niat dakwah yang baik ini akhirnya berubah menjadi sesuatu yang mudharat dan tidak bermanfaat. Saya sendiri secara pribadi merasa sedih dan kecewa ketika menyaksikan sebagian ummat muslim yang seharusnya lebih faham daripada sebagian yang lainnya akhirnya terjebak (mungkin tanpa sadar) aktivitas keharaman dalam wasilah modern internet ini. Oleh karena itu saya mencoba untuk menulis sebuah penjelasan tentang panduan-pamduan dakwah khususnya lewat media internet ini agar seorang muslim dapat lebih bijaksana dan syar’i dalam memanfaatkannya.


Berdakwah di dunia maya tidaklah sama dibandingkan dengan dakwah di dunia nyata. Di dunia nyata kita mengetahui siapa objek dakwah kita secara langsung dan melihatnya secara fisik, terjadi kontak mata dan komunikasi dapat berlangsung secara hampir sempurna. Berbeda dengan dunia maya, yang kita tidak mengetahui objek dakwah kita dan kontak yang terjadi biasanya hanya lewat tulisan dan gambar. Karena itu bisa dikatakan dakwah di dunia nyata memiliki keterbatasan dibandingkan dunia nyata.


▲ A. Debat di dunia maya

Dalam dunia maya, acapkali kita melihat diskusi atau debat yang terjadi dalam membahas suatu masalah. Memang betul, debat (jidal) adalah suatu cara untuk berdakwah dan itu diperbolehkan Allah swt, sebagaimana yang disampaikan-Nya dalam al-Qur’an

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (QS an-Nahl [16]: 125)

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (QS al-Mujaadilah [58]: 1)

Selain memperbolehkan wasilah debat atau diskusi ini, Allah dan rasul-Nya pun telah menentukan aturan-aturan dalam melakukan debat ini. Secara garis besar anjuran debat dalam Islam ini adalah:

→ 1. Debat dilakukan dalam tataran ide yang sedang diperdebatkan Debat dilakukan dengan menyerang dan menjatuhkan argumentasi-argumentasi yang batil, lalu memberikan argumentasi-argumentasi yang jitu dan benar, berdasarkan kajian hingga sampai pada suatu kebenaran. Karena itu, seperti telah disebut, debat mengandung dua sifat, yaitu merobohkan dan membangun; menjatuhkan dan menegakkan argumentasi-argumentasi. Di antara teladan cara debat yang diajarkan al-Quran adalah:

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: “Saya dapat menghidupkan dan mematikan”. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu heran terdiamlah orang kafir itu;
(QS al-Baqarah [2]: 258)


→ 2. Debat dilakukan dengan cara yang baik (ahsan) sebagaimana yang diperintahkan Allah Maksudnya dilakukan dengan menggunakan patokan yang sama, yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Bukan berpatokan pada “pokok”nya, atau “kata”nya, ataupun dengan akal pikiran. Kalaupun menggunakan akal, maka haruslah dengan menggunakan pemikiran yang rasional, bukan persangkaan ataupun filsafat.

Barangsiapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam (HR. Bukhari Muslim)

Amma ba’du: sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk, adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an (QS az-Zumar [39]: 23)

Diriwayatkan daripada ‘Ali bin Abi Talib katanya: “Jika agama itu dibangun dengan akal pikiran tentu saja bagian bawah khuf lebih patut disapu daripada bahagian atas. Sesungguhnya saya melihat Rasulullah s.a.w. menyapu di bahagain atas khufnya. (HR. Abu Dawud)


→ 3. Menghindari berkata yang buruk, keji, mencaci atau memaki individu Ketika berdebat, kita benar-benar harus mengingat bahwa yang kita debat adalah ide yang disampaikan, bukan individu yang menyampaikan, sehingga kita tidak boleh menyerang secara individual dan menggunakan kata- kata yang tidak mencerminkan keimanan kepada Allah.

Bukanlah seorang mukmin jika suka mencela, melaknat dan berkata-kata keji (HR. Tirmidzi)


→ 4. Tidak mencari-cari perdebatan atau senang dengan perdebatan Al-Qur’an telah menjadikan debat sebagai salah satu cara dalam menyampaikan kebenaran Islam, tapi bukan berarti al-Qur’an memerintahkan kita untuk senang dalam berdebat atau mencari-cari perdebatan. Seorang mukmin seharusnya memahami bahwa perdebatan adalah salah satu bagian dari dakwah dan jalan terakhir dalam dakwah, bukan malah mengawali dakwah dengan perdebatan.

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (QS al-Anfaal [8]: 46)


→ 5. Perhatikan siapa yang menjadi partner debat/diskusi Pertama-tama kali yang harus diperhatikan adalah siapa partner debat atau diskusi kita, karena partner debat/ diskusi seharusnya seseorang yang memang menginginkan dan mencari kebenaran, bukan hanya menyenangi debat atau menjadikan debat untuk memperolok-olok agama Islam.

“Tidak ada satu kaum yang tersesat setelah mendapat petunjuk, melainkan karena mereka suka berdebat” Kemudian Rasulullah saw membaca ayat: “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. [QS Az-Zukhruf [43]: 58]” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Selain itu, tidak semua manusia yang diseru dengan ayat-ayat al-Qur’an akan bertambah keimanannya, Allah memperingatkan bahwa ada juga yang justru bertambah kekafirannya ketika dibacakan ayat-ayat Allah. Maka ayat Allah tidak layak dibacakan untuk orang setipe ini.

Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir (QS at-Taubah [9]: 125)

Dan bila sudah kita pastikan bahwa partner diskusi kita adalah termasuk orang munafik ataupun kafir yang memang bukan mencari kebenaran dalam debat dan diskusi, maka segeralah meninggalkan orang yang semacam ini lalu beristighfar pada Allah karena kita telah melakukan hal yang tidak bermanfaat.

Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang lalim itu sesudah teringat (akan larangan itu) (QS al-An’am [6]: 68)

Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar
ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan, maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka
memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam
(TQS an-Nisaa [4]: 140)

Maksud “duduk bersama/beserta” adalah berada dalam suatu forum, sehingga seolah-olah dengan adanya kita disitu menjadi legitimasi dalam proses memperolok ayat-ayat Allah.

Imam asy-Syafi’i sendiri berkata perihal berdebat dengan orang semacam ini:

“Aku tidak mendebat ahli kalam kecuali sekali. Dan setelah itupun aku beristighfar kepada Allah dari hal itu”.

Sedangkan Imam Malik berkata:

“Termasuk merendahkan dan meremehkan ilmu jika seseorang membicarakan ilmu di hadapan orang yang tidak mentaati ilmu itu”.

Dan al-Auza’i juga menyampaikan:

“Jika Allah menginginkan kejelekan pada satu kaum, maka Allah akan membuka atas mereka jidal, dan menghalangi mereka dari beramal.”

Daripada melayani orang semacam ini lebih baik kita beramal shalih. Ingat, meghabiskan waktu 30 menit untuk mendebat orang semacam ini berarti kita membuang kesempatan untuk berdakwah selama 30 menit kepada orang yang mau mendengarkan. Lebih baik beramal daripada mendebat orang yang tidak ingin mencari kebenaran.


→ 6. Perhatikan apa yang akan diperdebatkan/didiskusikan Seorang mukmin tidak akan menceburkan dirinya dalam perkara-perkara yang seharusnya tidak didiskusikan, dalam perkara yang tidak bermanfaat, dan juga dalam perkara-perkara yang tidak akan meningkatkan keimanan ketika mendebat/mendiskusikannya.

Dalam berdiskusi, kita hanya boleh membahas hal-hal yang telah Allah perbolehkan untuk mendiskusikannya, dan menjauhi perkara yang telah dilarang atau dimakruhkan untuk mendiskusikannya. Termasuk perkara ini adalah mendebat Allah dan ayat-ayat-Nya.

dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.(QS ar-Ra’du [13]: 13)

Berdebat tentang al-Qur’an adalah kufur (HR. Ahmad Syakir)

Selain itu, kita juga diperintahkan untuk jangan terlalu dalam dalam memperdebatkan sesuatu yang ghaib semacam takdir, eksistensi Allah dan yang semacamnya

Diriwayatkan dari Nabi saw. beliau bersabda, “Jika diperbincangkan tentang sahabatku maka hentikanlah, jika diperbincangkan tentang ilmu nujum maka hentikanlah, dan jika diperbincangkan tentang takdir, maka hentikanlah,” (Hasan, lihat kitab ash-Shahihah [34]).


→ 7. Tinggalkan perdebatan di forum-forum umum yang tidak terbatas Seperti yang telah disampaikan di atas, tujuan perdebatan adalah menegakkan yang benar dan menjatuhkan yang
salah, atau sederhananya merubah dari yang buruk menjadi yang baik. Apabila perdebatan ini dilakukan di forum-forum umum ataupun wasilah umum yang dapat terlihat oleh publik, maka sesungguhnhya perdebatan semacam ini akan lebih banyak mudharatnya bagi yang lain, dan pasti akan menjadi perdebatan yang tidak berujung.

Saat ini banyak kita liat, di forum-forum diskusi, wall facebook, milis ataupun yang lain, perdebatan yang tidak bermanfaat muncul. Dan dalam forum semacam ini tidak ada moderator yang memoderasi pendapat-pendapat yang muncul disitu. Sehingga semua jenis pendapat mulai dari yang benar dan salah bisa bercampur disitu dan tidak jarang terdapat makian, hasutan, penghinaan, provokasi dan lainnya yang jelas tidak akan membawa kebaikan dan manfaat bagi keimanan. Disitu pula terkadang emosi yang banyak bermain, dan ini dilihat oleh banyak orang dan menimbulkan suatu preseden buruk. Dan jelas hal-hal seperti ini menimbulkan mudharat dan haram hukumnya. Sedangkan kaidah fiqh menyatakan: “wasilah (sarana) yang bisa mengantarkan ke keharaman
maka wasilah itu haram”. Maka berdebat di internet dalam forum-forum umum dan bisa diakses semua orang tanpa moderasi adalah haram.

Jika kita benar-benar ingin menasehati dan berdebat dengan ahsan, undanglah partner debat/diskusi kita untuk off air, kopi darat, lalu diskusikan dan debatlah dengan empat mata atau lebih, ini lebih baik daripada kita berdebat dan berdiskusi di forum umum maya.

Walhasil, saya hanya ingin menyampaikan bahwa waktu kita terlalu berharga untuk mendebat orang-orang yang memang tidak ingin mencari kebenaran. Dan bila kita menemui komentar-komentar yang menyerang Islam di internet, janganlah terburu-buru untuk mendebatnya, karena itulah yang mereka inginkan. Bila kita menemui komentar apapun di internet, maka ada dua pilihan:
1) bila kita suka kita baca dan amalkan,
2) bila kita tidak suka tutup saja.

Awas, Ciuman di Telinga Bisa Bikin Tuli



Banyak orang tidak suka dicium telinganya karena rasanya geli. Bukan itu saja risikonya, penelitian membuktikan bahwa ciuman di telinga juga bisa bikin tuli permanen terutama pada bayi dan anak yang gendang telinganya masih lemah.

Dalam istilah medis, tuli permanen akibat dicium di telinga disebut sebagai cochlear ear-kiss injury. Secara teknis, gangguan ini terjadi akibat tekanan yang terhembus dari mulut saat mencium telinga menekan dan merusak selaput dan gendang telinga.Tak selamanya ciuman membuat bahagia. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ciuman di telinga menyebabkan masalah kehilangan penderingan permanen.

Ciuman sayang tepat di bagian depan telinga menyebabkan hisapan kuat yang menekan dan merusak selaput dan gendang telinga, sehingga menyebabkan gangguan yang biasa dikenal dengan istilah cochlear ear-kiss injury.

Dari hasil pengamatan, ciuman di telinga tak hanya menyebabkan tuli permanen, tetapi juga sejumlah gejala lainnya yang cukup mengganggu, seperti telinga berdengung, kepekaan terhadap suara, distorsi dan kepenuhan aural.

Peneliti dari Hofstra University, Dr Levi Reiter, mempelajari fenomena tersebut sejak seorang pasien perempuan datang kepadanya sekitar lima tahun yang lalu dengan kisah aneh bahwa ia menderita tuli setelah sering dicium di bagian telinga oleh anaknya.

Kini, ia telah mengumpulkan 30 kasus yang akan segera dilaporkan dalam International Journal of Audiology dan International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology.

Reiter mengkhawatirkan bayi dan anak-anak sangat rentan terhadap kerusakan pendengaran melalui ciuman hanya karena kanal telinga mereka lebih kecil.
“Ada banyak kasus mengenai masalah kehilangan pendengaran yang tidak diketahui penyebabnya pada anak-anak dan saya yakin bahwa sebagaian besar penyebabnya berasal dari kecupan di telinga,” papar Reiter, dilansir melalui msnbc.

Sumber : ghiboo.com

Syirik








Syirik bisa terjadi dalam Lahir dan Bathin, Syirik Lahir adalah menyembah berhala,sementara Syirik Bathin adalah berpasrah diri (bergantung) pada Makhluk dan memandang mereka berperan dalam Mudharat dan manfaat.

Ada manusia diantaranya yg memiliki kekayaan dunia ditangannya namun ia tidak mencintainya,memiliki dunia namun dunia tidak memilikinya,di cintai dunia namun ia tidak mencintainya,diburu dunia,namun ia tak bergeming memburunya,mengeksploitasi dunia namun dunia tidak mengeksploitasinya,dan membagi" dunia namun dunia tidak membagi"nya.
Hati Hamba tersebut Saleh utk Allah Ta'ala dan dunia pun tidak kuasa merusaknya. Ia bebas bertindak terhadapnya tanpa dunia mampu bertindak atasnya.

Tentang hal ini Rasulullah SAW bersabda:
"sebaik baik harta adalah harta saleh milik orang saleh (al-hadits shahih-muslim) seolah Rasulullah ingin mengatakan : "tidak ada kebaikan di dunia kecuali bagi org yg mengatakan begini begitu",seraya mengisyaratkan bhw ia menyebar sebarkan harta tsb dgn tangannya sendiri kpd jalan kebaikan dan kemaslahatan.

Tinggalkanlah dunia di tangan kalian untuk kemaslahatan anak anak tanggungan Allah Al-haqq 'Azza Wa Jalla,dan keluarkanlah dia dari hati kalian.
Tentu hal ini tidak akan mudharat pada kalian dan kalianpun tidak akan kehilangan kenikmatannya,sebentar lagi,kalian akan pergi dan ia pun akan pergi juga menyusul kalian.


Wallahu a'alam. ^_^

Jangan Takabur




Kaum yg di sebut Saleh bekerja keras utk mewujudkan kesejahteraan bagi manusia,mereka ini adalah orang" yg mendptkan Hibah dan menghibahkan.
Mereka mendapatkan hibah berupa kemurahan Allah Ta'ala dan rahmat-NYA utk kemudian menhhibahkannya pd fakir miskin yg hidup tercekik. Mereka membayarkan hutang para kreditor yg tdk mampu membayarnya.
Mereka adalah raja,namun bukan raja dunia,sbb raja dunia mendpt karunia tetapi tdk mau berhibah.






Kaum Saleh sensitif dgn sesuatu yg ada ( Mawjud ),dan menunggu sesuatu yg hilang ( al-mafqud), serta mengambil bagian duniawi langsung dari Allah,bukan dari Makhluk. Usaha fisik maupun hati mereka didedikasikannya utk kepentingan manusia dan mereka berinfaq karena Allah 'Azza Wa Jalla, bukan karena tendensi Hawa Nafsu,jg bukan krn ingin dipuji atau disanjung.

Maka dari itu,jauhi sikap Sombong dihadapan Allah Al-haqq 'Azza Wa Jalla dan manusia, sbb kesombongan merupakan salah satu perangai kaum jababirah (arogan) yg mukanya dijungkir oleh Allah ditengah kobaran Api neraka jahim.

Jika kita membuat murka Allah berarti kita telah berlaku sombong pd Allah.
Jika Adzan dikumandangkan dan kita tidak menjawabnya dgn segera menunaikan sholat,maka kita telah berlaku arogan pada Allah.
Jika kita Zalimi seorg anak saja maka kita telah berlaku sombong pd Allah.

Bertaubatlah pd Allah, dan tulus ikhlaslah dlm Taubat sblm Allah membinasakan dirimu dgn makhluk-NYA yg terlemah. Sebagaimana DIA membinasakan Raja Namrudz dengan memasukkan Lalat dikupingnya dan raja raja lainnya,mana kala mereka sombong(merasa besar)dihadapan Allah,maka Allah,maka Allah nistakan mereka setelah memuliakannya,DIA miskinkan mereka setelah mengayakannya,DIA deritakan mereka setelah memakmurkannya,dan DIA matikan mereka setelah menghidupkannya. Karena itulah,jadilah orang orang yg berTaqwa ( Muttaqin ).

wassalam,^_^

Copyright © / M. Erich Kerry Al-Ghifary

Template by : Urangkurai / powered by :blogger